Fesciola hepatica
A. Nama Latin : Fasciola hepatica
Phylum : Platyhelminthes
Sub Phylum : -
Ordo : Digenea
Family : Fasciolidae
Genus : -
Species : Fasciola hepatica
Kelas : Trematoda
Nama Daerah : Tidak diketahui
B. Morfologi
a. Telur
Ukuran : 130 – 150 mikron x 63 – 90 mikron
Warna : kuning kecoklatan.
Bentuk : Bulat oval dengan salah satu kutub mengecil.
Terdapat operculum pada kutub yang mengecil.
Dinding satu lapis.
Berisi sel-sel granula berkelompok
b. Cacing dewasa
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daun berukuran 20 – 30 mm x 8 – 13 mm.
Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone) pada bagian anteriornya.
Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
Uterus pendek berkelok-kelok.
Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan badan berjumlah 2 buah.
Ovarium sangat bercabang
C. Hospes
Hospes desfinitive : Manusia, kambing, sapi, biri-biri.
Hospes perantara I : Keong air / siput.
Hospes perantara II : Tumbuhan air
D. Siklus hidup
Telur keluar melalui saluran empedu kedalam feses.
Telur dalam air dalam waktu 9 – 15 hari menjadi berisi mirasidium.
Mirasidium keluar dan mencari keong air (hospes perantara I)
Mirasidium menjadi sporokista lalu menjadi redia.
Redia menghasilkan serkaria berekor satu dan berenang bebas.
Serkaria melekat pada tumbuhan air (hospes perantara ke-II)
Serkaria membentuk metaserkaria
Metaserkaria masuk ketubuh manusia yang mengkonsums itumbuhan air (seperti selada air dan kangkung).
Dalam duodenum larva keluar dari kista, menembus dinding usus, masuk rongga perut, menembus hati.
Dalam hati cacing tumbuh dalam saluran empedu dan menjadi dewasa.
Cacing dewasa akan melakukan pembuahan sel telur dan terjadi perkembangan telur yang akan diletakkan pada uterus.
Saat cacing gravid mengeluarkan telur, maka akan tercampur kedalam feses manusia
• Bentuk infektif : metasekaria
• Cara infeksi : memakan tumbuhan air yang mengandung metasakaria
E. Penyakit
Fascioliasis
F. Gejala klinis
Selama bermigrasi dapat menimbulkan kerusakan parenkim hati. Dalam saluran empedu menimbulkan radang dan penyumbatan dengan akibat cirrhosis periportal.
G. Diagnosis
Bahan pemeriksaan dapat berupa feses dan cairan duodenum (empedu)
Dari feses penderita dapat ditemukan telur atau cacing dewasa.
Dalam cairan duodenum (empedu) mungkin ditemukan metaserkaria atau larva cacing.
H. Epidomologi
Banyak kasus di daerah yang mempunyai peternakan sapi, biri-biri dan kambing didukung oleh kebiasaan masyarakat yang suka mengkonsumsi sayuran mentah.
Masyarakat di sekitar sungai dan area persawahan yang memiliki kebiasaan memakan siput/keong air memiliki resiko terinfeksi lebih tinggi apalagi didukung oleh kondisi hygiene dan sanitasi yang kurang baik.
I. Pencegahan
• Tidak memakan sayuran mentah. Apabila mengkonsumsi harus sudah dimasak secara sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria.
• Kandang harus dijaga tetap bersih, dan kandang sebaiknya tidak dekat kolam atau selokan.
• Siput-siput disekitar kandang dimusnakan untuk memutus siklus hidup Fasciola hepatica.
• Pemberantasan penyakit kecacingan pada hewan ternak.
• Pengobatan :
Heksaklorofan
Rafoxamide
Niklofolan
Bromsalan yang disuntikkan di bawah kulit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Trematoda Hati"
Posting Komentar