Bleng
(dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang
dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar.
Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal
putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu serta tekanan normal. Umumnya
digunakan untuk mematri logam, proses pembuatan gelas dan enamel, sebagai
pengawet kayu, serta pembasmi kecoa. Boraks biasanya digunakan sebagai bahan
pembersih atau antiseptik yang berupa hablur (kristal) berwarna kuning atau
serbuk berwarna cokelat, yang bisa juga digunakan membantu melelehkan zat
padat. Jika dikonsumsi manusia dapat menimbulkan berbagai penyakit. Sebab,
boraks dapat merusak jaringan syaraf, ginjal, dan hati.
Menurut Encyclopedi Britanica dan Encyclopedi
Nasional Indonesia, kata boraks berasal dari kata Arab, yaitu Bauroq, dan
istilah melayunya tingkal, yang berarti putih, merupakan kristal lunak yang
mengandung unsur boron, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks
merupakan garam Natrium Na2B4O7 10 H2O,
yang banyak digunakan berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal kuat itu karena
dibuat dengan campuran boraks.
Boraks (Na2B4O7)
dengan nama kimia natrium tetra bonat, natrium biborat, natrium piroborat
merupakan senyawa kimia yang berbentuk kristal dan berwarna putih dan jika
dilarutkan dalam air menjadi natrium hidroksida serta asam boraks. Natrium
hidroksida dan asam boraks masing-masing bersifat antiseptik, sehingga banyak
digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya : salep, bedak,
larutan kompres, dan obat pencuci mata. Penggunaan boraks di industri farmasi
ini sudah sangat dikenal. Hal ini dikarenakan banyaknya boraks yang dijual di
pasaran dan harganya yang sangat murah. Selain itu boraks bagi industri farmasi
memberikan untung yang besar
Legalitas
Bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan No 1168/Menkes/Per/X/1999 sebagai berikut :
Bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan No 1168/Menkes/Per/X/1999 sebagai berikut :
- Natrium Tetraborat ( Borax)
- Formalin (Formaldehyde)
- Minyak Nabati yang di Brominasi/ Brominated vegetable oil.
- Kloramfenikol ( Chlorampenicol )
- Kalium Klorat ( Potassium Chlorate )
- Diethil pirokarbonat (Diethyl Pyrocarbonate, DEPC)
- Nitrofurazon (Nitrofurazon)
- P-Penetilkarbamida ( P-Penethylcarbamide, dulcin,4-ethoxy phenil uea)
- Asam Salisilat dan Garamnya ( salicylic acid and its salt)
Menurut Permenkes No
1168/Menkes/Per/X/1999, ada tambahan bahan yang tidak diperbolehkan untuk makanan yaitu: Rhodamin B (pewarna merah), Methanyl Yellow (pewarna kuning), Dulsin
(pemanis sintesis) dan Potassium Bromat (pengeras).
Bahaya bleng atau boraks
Boraks maupun bleng tidak
aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks
sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan
yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan
tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma,
merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan
darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Kematian pada orang dewasa dapat terjadi dalam
dosis 15-25 gram, sedangkan pada anak dosis 5-6 gram.
Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam
pembuatan makanan berikut ini:
- karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
- mi
- lontong, sebagai pengeras
- ketupat, sebagai pengeras
- bakso, sebagai pengawet dan pengeras
- kecap, sebagai pengawet
- cenil, sebagai pengeras
Substitusi bleng/boraks
Penggunaan
bleng/boraks adalah sebagai pengenyal, bahan pengganti dapat dicari untuk
fungsi yang sama. Air merang dan STPP (Sodium Tri-polyphosphate) dengan
konsentrasi sama diketahui tidak mempengaruhi tanggapan organoleptik (kesan
fisik dan rasa) dari kerupuk beras.
Dampak
Negatif atau Bahaya Boraks (Bleng) dalam Makanan
Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur sebagai
bahan pembuat makanan, salah satu
zat yang sering digunakan yaitu ‘Boraks’ atau ‘Bleng’. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang
tidak serta berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam
tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal.
Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks
akan menganggu enzim-enzim metabolisme.
Ada
beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:
Ø Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
Ø Terhirup: iritasi membran mukosa,
tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf pusat berupa
hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan
asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan, akibat syok,
depresi saraf pusat atau gagal ginjal.
Ø Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash
(merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari
setelah pemaparan.
Ø Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan
pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan
penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya
terjadi pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan
pada orang dewasa jarang terjadi.
Dalam jumlah banyak boraks dapat
menimbulkan keracunan kronis akibat tibunan boraks, antara lain:
·
demam
·
Koma
·
merangsang
sistem saraf pusat
·
menimbulkan depresi
·
Apatis
·
Sianosis
·
tekanan
darah turun
·
kerusakan
ginjal
·
pingsan
·
kematian.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung
boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks
yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Selain
melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang
terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak,
dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut
4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh
manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan
lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya
dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika
dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
Dampak
Positif atau Manfaat Boraks
Telah
dibahas sebelumnya bahwa Boraks juga memilki dampak positif. Boraks bermanfaat
tentu saja selain makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan Mentri
Kesehatan yang telah melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks hanya
boleh digunakan pada selain makanan dan selain yang berhubungan dengan makanan
(gelas, piring, sendok, dlkl). Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan
material, pembuatan bahan bangunan, antiseptik, pembasmi serangga dll. Contoh
pemanfaatan boraks pada selain makanan:
·
Salah satu bahan untuk membuat keramik
·
Campuran membuat kertas
·
Pembasmi kecoa
·
Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
Beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain
·
Memberi
tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
·
Mengawetkan
makanan
·
Mengenyalkan
dan memberi rasa gurih
Sumber
pustaka:
0
komentar